DOKTORANDUS TIKUS I
selusin toga
me
nga
nga
seratus tikus berkampus
di atasnya
dosen dijerat
profesor diracun
kucing
kawin
dan bunting
dengan predikat
sangat memuaskan
1983
selusin toga
me
nga
nga
seratus tikus berkampus
di atasnya
dosen dijerat
profesor diracun
kucing
kawin
dan bunting
dengan predikat
sangat memuaskan
1983
Diki said,
02/05/2012 pada 11:28
Analisis puisi diatas menurut stuktur fisik dan batin serta termasuk dalam jenis puisi apa ?
Aditama Ari said,
04/10/2012 pada 22:52
Puisi “Doktorandus Tikus” karya F. Rahardi mengemukakan kritik sosial dalam dunia pendidikan. Isi puisi bercerita tentang pencapaian gelar doktorandus dengan cara yang menyimpang. Pejabat perguruan tinggi dipandang oleh penyair sebagai tikus-tikus (koruptor). para pejabat perguruan tinggi itu melakukan penyelewengan:
/dosen dijerat dan profesor diracun/. Kucing dinyatakan /kawin dan bunting/ artinya orang-orang yang semestinya mengawasi koruptor itu dibuat tidak berdaya /kawin dan bunting/. Dengan berbagai penyelewengan pendidikan itu pun, mahasiswa lulus dengan predikat sangat memuaskan.
Meskipun masyarakat tahu ada “maling-maling” di kampus/ universitas, namun mereka tidak mampu berbuat apa-apa. Lulusan universitas itu digambarkan sebagai mahasiswa tidak bermutu. Hal ini dinyatakan dengan larik /selusin toga menganga/ yang berarti tidak ada isinya. tong kosong.
Aslam Shaukiuki Culoboyo said,
13/01/2013 pada 20:38
terimakasih ane terbantu bro